Jumat, 30 November 2012

Perbedaan Masyarakat Madani dengan Civil Society

Istilah masyarakat madani sebenarnya hanya salah satu di antara beberapa istilah lain yang seringkali digunakan orang  dalam penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia, padanan kata civil society. Disamping masyarakat madani, padanan kata lainnya yang sering digunakan adalah masyarakat warga atau masyarakat kewargaan, masyarakat sipil, masyarakat beradab,atau masyrakat berbudaya.
Istilah civil society yang identik dengan masyarakat berbudaya (civilized society).
Lawannya, adalah “masyarakat liar” (savage society). Pemahaman yang melatari ini sekedar
mudahnya, agar orang menarik perbandingan di mana kata yang pertama merujuk pada masyarakat
yang saling menghargai nilai-nilai sosial-kemanusiaan (termasuk dalam kehidupan politik),
sedangkan kata yang kedua jika dapat diberikan penjelasan menurut pemikiran Thomas Hobbes,
bermakna identik dengan gambaran masyarakat tahap” keadaan alami” (state of nature) yang tanpa
hukum sebelum lahirnya negara di mana setiap manusia merupakan serigala bagi sesamanya (homo
homini lupus). Eksistensi civil society sebagai sebuah abstraksi sosial diperhadapkan secara kontradiktif dengan masyarakat alami ( natural society).
Mendekati pengertian masyarakat madani, terjemahan lain yang juga sering digunakan
adalah masyarakat madani. Dibanding istilah lainnya ini yang paling populer dan banyak
digandrungi di Indonesia. Tak pelak bahwa kata “madani” merujuk pada Madinah, sebuah kota
yang sebelumnya bernama Yastrib di wilayah Arab, di mana masyarakat Islam di bawah
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di masa lalu pernah membangun peradaban tinggi. Menurut
Nurcholish Madjid, kata “madinah” berasal dari bahasa Arab “madaniyah”, yang berarti peradaban.
Karena itu, masyarakat madani berasosiasi ”masyarakat peradaban”.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep civil society
yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium
Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.
Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal
adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju. Lebih jelas Anwar Ibrahim
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur
yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan
dengan kestabilan masyarakat.
Banyak orang memadankan istilah ini dengan istilah civil society, societas civilis (Romawi) atau koinonia politike (Yunani). Padahal istilah “masyarakat madani “ dan civil society berasal dari dua sistem budaya yang berbeda. Masyarakat madani merujuk pada  tradisi Arab-Islam sedang  civil society tradisi Barat non-Islam. Perbedaan ini bisa memberikan makna yang berbeda apabila dikaitkan dengan konteks istilah itu muncul. Dalam bahasa Arab, kata “madani” tentu saja berkaitan dengan kata “madinah” atau ‘kota”, ehingga masyarakat madani biasa berarti masyarakat kota atau perkotaan . Meskipun begitu, istilah kota disini, tidak merujuk semata-mata kepada letak geografis, tetapi justru kepada karakter atau sifat-sifat tertentu yang cocok untuk penduduk sebuah kota. Dari sini kita paham  bahwa masyarakat madani tidak asal masyarakat yang berada di perkotaan, tetapi yang lebih penting adalah memiliki sifat-sifat yang cocok dengan orang kota, yaitu yang berperadaban. Dalam kamus bahasa Inggris diartikan sebagai kata “civilized”, yang artinya memiliki peradaban (civilization), dan dalam kamus bahasa Arab dengan kata “tamaddun” yang juga berarti  peradaban atau kebudayaan tinggi. Penggunaan istilah masyarakat madani  dan civil society di Indonesia sering disamakan  atau digunakan secara bergantian. Hal ini dirasakan karena makna diantara keduanya banyak mempunyai persamaan prinsip pokoknya, meskipun berasal dari latar belakang system budaya negara yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar