Jumat, 30 November 2012

SISTEM BELAJAR MASYARAKAT DALAM LATAR PEMBANGUNAN


A.    PARADIGMA SISTEM BELAJAR MASYARAKAT
Tidak dapat dibantah bahwa masyarakat memiliki bawaan berubah, baik perubahan disengaja maupun tidak disengaja. Dalam pandangan ini, maka pembangunan adalah merupakan perubahan yang disengaja. Jika diperhatikan, paradigm belajar masyarakat ternyata masyarakat belajar dapat dikategorikan kepada kesengajaan atau ketidaksengajaan. Axin mengungkapkan paradigma jenis sistem belajar masyarakat sebagai berikut:

              Nirmana pembelajar

Nirmana warga belajar
Sengaja
Tidak Sengaja
Sengaja
Formal
Nonformal
Nonformal
Tidak sengaja
Nonformal
Informal

Pendidikan formal dan pendidikan nonformal adalah pendidikan yang pelaksanaannya direncanakan sedemikian rupa sebelum dilaksanakan. Namun pendidikan formal tentu lebih memiliki aturan yang ketat dibanding dengan pendidikan nonformal. Sedangkan pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dengan sendirinya terjadi dalam kehidupan tanpa direncanakan terlebih dahulu dan pendidikan ini lebih banyak berlangsung dalam keluarga.

B.     PEMBANGUNAN SEBAGAI PROSES BELAJAR
Pada dasarnya pembangunan mencakup pengembangan kapasitas untuk menentukan pengembangan masa depan manusia, baik manusia sebagai pribadi, sebagai masyarakat maupun sebagai bangsa. Pembangunan tidak sebagai suatu yang kita perbuat lewat suatu kegiatan dan keterampilan yang kita peroleh, melainkan sebagai sesuatu yang kita pelajari (Soedjatmoko,1985).
Istilah belajar menyiratkan peningkatan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, tidak hanya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, melainkan juga untuk mengarahkan perubahan itu sehingga sesuai dengan tujuannya sendiri. Dengan demikian, maka belajar adalah pembangunan, yaitu membangun kecerdasan dan mental manusia.
Pelajaran-pelajaran yang harus kita kuasai dalam pembangunan adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan teknologi-teknologi baru, pola kependudukan baru, cara produksi baru, kesadaran berbangsa dan bernegara. Pengetahuan dan keterampilan yang sejak berabad-abad diwariskan kepada kita lewat berbagai jalan, baik formal maupun nonformal. Dalam bidang keterampilan bagaimana memperoleh dan menghasilkan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia harus belajar bagaimana merencanakan, mengorganisasikan dan mengelola sistem-sistem yang mendukung usaha manusia.
Bentuk pelajaran yang merupakan jantung pembangunan merupakan proses yang sukar untuk didefinisikan. Hal ini disebut proses belajar sosial atau pembangunan berdimensi kerakyatan. Teori proses belajar sosial merupakan bagian penting dari dasar teori pembangunan yang berpusat pada rakyat.
Setiap proses kejadian sebagai proses belajar dapat dibagi menjadi tiga tahap:
1.      Tahap belajar efektif
Yaitu melihat kondisi riil dilapangan sebelum membuat suatu perencanaan tentang pembangunan.
2.      Tahap belajar efisien
Setelah melihat kenyataan perhatian harus diarahkan kepada bagaimana melaksanakannya secara efisien.
3.      Tahap belajar mengembangkan diri
Pengembangan keahlian, struktur, dan nilai-nilai pendukungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar